Gagas Literasi Bencana, Pusat Studi Kebencanaan LPPM Unhas Gandeng DMC IKATEK UH

    Gagas Literasi Bencana, Pusat Studi Kebencanaan LPPM Unhas Gandeng DMC IKATEK UH

    TAKALAR - Pusat Studi Kebencanan LPPM UNHAS dan DMC IKATEK-UNHAS menggagas Literasi Bencana dan Simulasi Tanggap Darurat di Kota Takalar.

    Pembukaan acara Literasi Bencana Indonesia dibuka oleh Bupati Takalar diwakili Kalaksa BPBD Takalar bapak Nur Ikhsan Nurdin S.E., M.Si.

    Pelaksana kegiatan Literasi Bencana dan Simulasi Tanggap Darurat DMC IKATEK-UNHAS dan Pusat Studi Kebencanan LPPM UNHAS mendatangkan pemateri dari TNI/Polri, Danramil Galesong di Wakili oleh Peltu Dahli, Kapolsek Galesong Selatan Iptu Basri, BPBD Sulsel dan BPBD Kabupaten Takalar.

    Kegiatan Literasi Bencana dan Simulasi Tanggap Darurat Dalam upaya mensosialisasikan pengetahuan tentang kebencanaan (Literasi Bencana), Pusat Studi Kebencanaan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin bekerjasama sama dengan Disaster Management Centre (DMC) Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UNHAS) melaksanakan sebuah kegiatan berupa pemaparan terkait materi kebencanaan yang dilanjutkan dengan Simulasi Tanggap Bencana. 

    Kegiatan ini menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar sebagai tempat pelaksanaan acara ini pada hari Senin 15 Agustus 2022.

    Kegiatan Literasi Bencana ini didukung oleh BPBD Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu narasumber dalam pemberian pengetahuan Manajemen Kebencanaan dan Ketanggap-Daruratan, SAR UH, SIAGA NERS serta TRC BPBD Takalar terlibat pula dalam kegiatan ini beberapa NGO Lokal Kota Makassar seperti WIZ, TTG dan RPI.

    Dalam simulasi tanggap bencana yang bertempat di lapangan sekolah SMKN 1 Takalar dengan target peserta siswa SMA di daerah Kawasan terdampak bencana banjir dan abrasi pantai, Desa Boddia, Kecamatan Galesong.

    Kegiatan ini adalah kedua kali diadakan di Provinsi Sulsel setelah sebelumnya telah dilakukan di Desa Buakkang, Kec. Bungaya, Kab. Gowa. Kedua kegiatan tersebut, sebagai studi kegiatan sekaligus percontohan bagi kabupaten lain nantinya.

    Kepala Pusat Studi Kebencanaan UNHAS, Dr. Eng. Ilham Alimuddin, ST., MGIS mengatakan bahwa kegiatan ini adalah upaya untuk mulai menggerakkan lagi kegiatan Literasi Bencana yang sempat mandek karena situasi Pandemi, di mana di tahun 2020 melalui inisiasi Puslibang Kebencanaan dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan telah berhasil ditandatangani Peraturan Gubernur No.19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Muatan Lokal Pendidikan Kebencanaan yang rencananya akan dilakukan pada tingkat Sekolah Mengenah Atas dulu.

    Melalui kegiatan literasi bencana yang dirangkai dengan Simulasi Tanggap Bencana di Takalar ini nantinya akan terus bergulir di tempat lain sehingga kapasitas masyarakat terkait literasi bencana khususnya di daerah yang memiliki tingkat kerawaanan yang tinggi khususnya akan semakin meningkat dan akan mengurangi resiko bencana di daerah tersebut.

    Dr. Ilham juga berharap keterlibatan BPBD Kabupaten/Kota akan memperkuat kesiapan suatu wilayah dalam menghadapi kondisi bahaya dan bencana dengan penyiapan dokumen Kajian Resiko Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Kontijensi Daerah hingga pada perencanaan yang lebih detail lagi.

    Pada kegiatan yang dibuka oleh Bupati Takalar ini, sebuah Nota Kesepahaman ditandatangani antara Pusat Studi Kebencanan LPPM UNHAS dan DMC IKATEK-UNHAS dalam upaya memberikan payung kerjasama ke depannya untuk terus berkolaborasi dalam bidang dan aspek kebencanaan.

    Pusat Studi Kebencanaan UNHAS akan mendukung kegiatan literasi bencana dengan kajian kajian ilmiah kebencanaan dan DMC IKATEK-UNHAS akan bergerak secara teknis dalam penyediaan Pelatihan dan Rekrutmen Relawan Tanggap Bencana.

    Ketua Umum DMC IKATEK-UNHAS Muh. Syukri Turusi saat di konfirmasi via WhatsApp mengatakan, tujuan dan sasaran kegiatan tersebut adalah memberikan edukasi kepada generasi muda dan warga sekitar tentang potensi bahaya bencana yang ada di sekitarnya.Ia mengatakan bahwa Program ini didesign sebagai salah satu Concern tujuan dibentuknya DMC IKATEK-UNHAS.

    "Yang dimana Program Literasi Bencana Indonesia ini sangat disupport full oleh Nindya Karya bahkan telah menjadi yang kedua kalinya hingga saat ini berkomitmen dalam membantu setiap kegiatan DMC IKATEK-UNHAS, " ujarnya.

    "Kami berharap dari kegiatan ini lahir Generasi-generasi Muda yang Tanggap akan Bencana dan mengajarkan serta menularkan vibes positif ini kepada adek adek generasi dibawahnya sehingga setiap Desa yang masuk dalam Kawasan Resiko Bencana di Sulawesi Selatan mempunyai Generasi yang Tanggap akan Bencana, sehingga dapat mengurangi Resiko dari Bencana, " ucapnya.

    Pada kesempatan ini pihaknya juga mendemonstrasikan Alat Penjernih air yang dibuat oleh Para Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Unhas sebagai bentuk pengabdian bagi Masyarakat.

    "Alat ini akan terus kami operasikan saat Fase Tanggap Darurat disetiap Bencana yang terjadi, nantinya, " ucap Muh. Syahid selaku koordinator Proyek Pengabdian Masyarakat oleh Fakultas Teknik Unhas.

    Lebih lanjut Muh. Syukri Turusi mengatakan bahwa, Program ini akan terus dilakukan dengan menyisir Kawasan Resiko Bencana berdasarkan hasil penelitian dari para Dosen Fakultas Teknik Unhas yang concern di bidang Kebencanaan Center Of Disaster Engineer (CoDE).

    “Undangan yang hadir yaitu Para Generasi Muda di sekolah sekitar Desa Boddia Kec. Galesong selatan dan ada beberapa lokasi di kabupaten Takalar yang Rencana SMKN 1 dan SMKN 5 Galesong, ” kata Muh. Syukri Turusi.

    Lanjutnya, sehingga para generasi muda dan masyarakat setempat faham akan potensi yang ada dan mampu melakukan kegiatan tanggap darurat jika bencana tersebut terjadi.

    Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Takalar, Nuriksan Nurdin mengatakan bahwa sebagai tuan rumah yang akan mendapatkan kegiatan sosialisasi dari salah satu program UNHAS sangat berterima kasih dan bersyukur karena pihaknya dipercaya untuk melakukan kegiatan Literasi Bencana Indonesia.

    “Sebagai tempat yang kami tunjuk di Desa Boddia itu adalah lokasi bencana terberat yang ada di bibir pantai kabupaten Takalar yang terjadi di beberapa tahun terakhir, dan tugas kita sebagai tupoksi dari BPBD adalah memberi edukasi terkait adanya bencana sehingga kita bisa bebuat untuk setidaknya mengurangi kerugian saat ada bencana, ” tegas Kalaksa BPBD Takalar.

    Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Firda saat membawakan materi di sosialisasi Literasi Bencana dan Simulasi Tanggap Darurat di depan para peserta mengatakan pentingnya kita taktis dan cepat ketika ada bencana terjadi kita lebih cepat dan sigap melakukan tindakan yang bisa menyelamatkan diri kita dan orang dulu yang diselamatkan.

    "Jangan barang-barang dulu diurusi saat ada bencana terjadi, " papar Kalaksa BPBD Sulsel.

    "Kita juga sudah masukkan bencana menjadi salah satu mata pelajaran di kabupaten Kepulauan Selayar dan kegiatan ini akan berlanjut ke seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan, " tegas Muhammad Firda.

    Situasi simulasi tanggap bencana yang di laksanakan oleh 120 an siswa siswi SMKN 1 Galesong dan KKN Unhas angkatan 2019 Gelambong 108 di bantu dari BPBD Kabupaten Takalar dan di tutup oleh Kalaksa BPBD Sulsel Muhammad Firda.

    literasi bencana pusat studi kebencanaan  lppm unhas
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    PSM Makassar Diatas Angin, Kalahkan RANS...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Brimob Polri Berhasil Bebaskan Sandera Dari KKB Papua, Listyo Sigit Prabowo Apresiasi
    Ramli Manong: Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Jepang di GBK
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Korem 141/Toddopuli Tingkatkan Kesiapsiagaan dengan Simulasi Konflik Sosial

    Ikuti Kami